

Di Tempat yang Sama Dengan Suara yang Berbeda
Maison Margiela kembali menandai sejarah di Le Centquatre, Paris—lokasi yang sama dengan couture show terakhir Martin Margiela di tahun 2009. Kali ini, Glenn Martens tampil dengan koleksi debutnya untuk lini Artisanal, menghadirkan warisan mode yang tidak hanya dihormati, namun juga dekonstruksi dan dibangun ulang dengan pendekatan kontemporer.

Wajah yang Tak Terlihat, Visi yang Tak Terbantahkan
Seluruh model berjalan dengan penutup muka tanpa memperlihatkan wajah mereka. Sebuah gestur yang bukan hanya mengingatkan pada fashion show perdana Margiela tahun 1988, tapi juga menegaskan nilai inti rumah mode ini: anonimitas, anti-heroisme, dan fokus penuh pada desain itu sendiri. Pembukaannya menampilkan deretan gaun plastik transparan—kasar, dingin, tapi sangat memikat.

Mode Sebagai Medium Eksperimen
Sebagai lini haute couture Maison Margiela, Artisanal memang dirancang untuk menjadi ruang bermain kreatif. Martens merayakan kebebasan itu lewat potongan dan siluet yang tidak biasa, menolak batas, dan pendekatan teknik yang obsesi pada detail. Material upcycle, embellishment yang diletakkan di tempat tak terduga, hingga bentuk-bentuk yang tampak absurd, justru menjadi kekuatan utama koleksi ini. Layaknya karya seni berjalan yang memaksa mata untuk berhenti dan mengamati.

Keahlian yang Menyatu Dengan Ekspresi
Craftsmanship dalam koleksi ini hadir tanpa kompromi. Jahitan yang terekspos, teknik layering yang sengaja ditunjukkan, hingga potongan yang membiarkan struktur terlihat. Salah satu look pria yang cukup mencolok hadir dalam balutan total berwarna emerald green: oversized coat dipadukan dengan potongan rok penuh detail. Kompleks, bertekstur, dan dieksekusi dengan presisi. Martens menunjukkan bahwa fashion tidak harus rapi untuk disebut mewah, dan tidak harus lembut untuk bisa menyentuh.

Menghormati dan Membuka Jalan Baru
Mengisi posisi yang pernah ditempati Martin Margiela dan John Galliano tentu bukan perkara mudah. Martens memilih untuk menciptakan ruang untuk identitasnya sendiri dan merangkul elemen penting dari masing-masing. Ia memberi ruang bagi dekonstruksi radikal Martin Margiela, sembari membubuhkan sentuhan romantis yang dramatis gaya John Galliano. Dan seperti Martin dulu, ia tak muncul di akhir show. Sebab bagi Martens, biarlah desain yang menjadi wajahnya. [DS]

